Wednesday, February 4, 2009

Koran pagi di "ruang penuh inspirasi"


Kucluk...kucluk...

hari ini gue tiba di kantor. As usual, mata gue langsung sibuk nyari yang namanya koran pagi. Biasanya koran pagi bertengger rapi di tempat biasanya; tempat yang lebih mirip jemuran buat koran, dengan tongkat-tongkat kecil yang menenggerkan koran.

Tapi ajaib, di pagi ini, terbilang lebih pagi dari biasanya karena gue dateng kecepetan, gue tidak menemukan koran langganan kesayangan gue di pagi hari. Gue emang gak hapal semua judul koran langganan kantor gue. Tapi buat Kompas, siapa sih yang gak "ngeh" kalau tiba-tiba dia tak ada di tempatnya?

Pikiran jahat bermunculan. Gue menduga kalau ada orang lain yang dateng lebih pagi dari gue dan "menyantap"nya terlebih dahulu. Pandangan gue langsung menyapu seisi ruangan. Cuma dua kepala di sana yang tengah asik mengetik berita pagi dan tak ada satupun yang tertangkap tangan sedang membaca koran. Meski gatau juga deh, kalau mungkin salah satu dari mereka ada yang fetish sama koran, hahaha.... 

Setelah bosan mencari si koran pagi langganan gue ke segala ruang dan sudut. Akhirnya gue memilih membaca koran tersebut secara elektronik alias diakses dari internet. Meski sebenarnya gue tetep lebih suka bisa megang langsung wujud asli si koran tapi kali ini, apa daya?

Sebelum mengambil tempat di depan meja kerja, gue menyempatkan diri untuk menyeduh secangkir susu coklat panas yang selalu setia menemani pagi gue beberapa hari ini yang didominasi dengan cuaca hujan. 

Sambil asik menyeruput susu coklat dan membaca e-paper, tiba-tiba "panggilan alam" pun tak terelakkan. Seraya bangkit dari kursi sambil sedikit berlari gue menuju toilet untuk memenuhi sang "panggilan alam". Namun alangkah kagetnya, karena rupanya koran pagi yang sedari tadi gue cari-cari bertengger manis di gantungan belakang pintu kamar mandi.

Gokil! siapa coba yang iseng banget pagi-pagi sambil buang air baca koran! Atau jangan-jangan sambil mandi baca korannya? sumpah... antara aneh dan nyebelin bgt!

Emang sih di rumah gue, kadang keluarga gue suka baca koran pagi sambil "nongkrong" di WC, tapi kita gak pernah lupa ngeluarin tuh koran dan menempatkannya kembali di tempat yang seharusnya supaya orang lain bisa baca koran juga.

Tapi ternyata di kantor gue, di kamar mandi alias toilet, koran benar-benar telah mendapatkan "posisi" dan "manfaat"nya tersendiri.

Sambil geleng-geleng kepala gue cuma bisa berbisik:

"dasar...radio jurnalistik! semua jurnalisnya emang udah pada beneran fetish sama koran! sakit jiwa! Bisa-bisa kalau udah bosan dibaca, nasib nih koran cuma jadi pembungkus pembalut bekas! hiiii....."  

Besok-besok, gue tau dimana harus mencari koran kompas edisi pagi. Bukan di jemuran koran, tapi di toilet. Tempat dimana "segalanya" terbuang tanpa perlu merasa malu. Tempat dimana bagi sebagian orang juga mendapatkan inspirasi. 

No comments:

Post a Comment